Minggu, 15 Maret 2015

"Mengalahkan" Omongan Orang

Manusia memang makhluk yang suka sekali berkomentar tentang kehidupan orang lain. Nggak heran, berita gossip selebritis di TV maupun di media online laris manis. Tengok saja berbagai situs berita selebritis, kolom komentarnya penuh dengan aneka komentar yang kebanyakan negatif. Padahal, sebenarnya bukan merupakan hak kita untuk mengomentari kehidupan orang lain. Ghibah atau membicarakan orang lain pun sudah jelas dilarang dalam agama. Tetapi memang, kecenderungan manusia menyebabkan hal ini sulit dihindari. Bagiku juga masih sulit untuk selalu mengontrol yang komentar dan ucapan yang kadang tak sengaja keluar dari mulut nakal ini.

Padahal, kata-kata yang terucap, meskipun seringkali disampaikan tanpa niatan buruk, bisa sangat berpengaruh pada kehidupan orang lain.

“Sesungguhnya ada seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dipikirkan bahayanya terlebih dahulu, sehingga membuatnya dilempar ke neraka dengan jarak yang lebih jauh dari pada jarak antara timur dan barat.” (HR. Muslim)


Beberapa waktu yang lalu, aku sempat baca tulisan yang cukup 'jleb' di Path, tulisan dalam bentuk screenshot ini bercerita tentang bahayanya komentar yang terucap tentang kehidupan oran lain. Berikut fotonya (entah darimana sumber aslinya, ucapan terima kasih teriring untuk penulis aslinya)

Kekuatan kata-kata dalam merubah pandangan dan kehidupan orang lain ternyata sangat besar. Padahal, seperti kisah keledai pada gambar di atas, yang namanya omongan orang itu nggak akan berhenti, tak peduli apapun yang kita lakukan. Lalu, bagaimana cara "mengalahkannya"?

Mengalahkan omongan orang dari dalam..

Dari pengalaman pribadi, aku menemukan suatu cara yang ampuh (buat aku sendiri) untuk mencegah omongan orang mempengaruhi kehidupan. Caranya adalah menambah kecintaan pada diri sendiri dan apa yang ada digenggaman kita. Bukan hal yang sederhana, karena itu artinya harus benar-benar tulus mensyukuri dan menyayangi apa yang kita punya.

Contoh aja, saat sedang mencintai seseorang dengan tulus, segala omongan orang yang berkomentar negatif tentang dirinya pasti akan sulit masuk ke dalam hati. Misal komentar: dia tukang PHP, wajahnya jelek, nggak gentle, dsb. pasti sulit masuk dalam pikiran di hati, yang kelihatan cuma baik-baiknya aja. Nah, konsep ini yang dipakai ke diri kita sendiri. Cintai diri sendiri dan apa yang ada digenggaman kita terlebih dahulu, maka omongan negatif orang tidak akan menimbulkan pengaruh besar dalam diri.

Jangan berlebihan..

Mencintai diri sendiri juga harus ditakar kadarnya. Berlebihan mencintai diri sendiri namanya ujub. Ujub bisa menutup hati dari kebikan. Jangan sampai gara-gara terlalu cinta diri sendiri, segala nasihat baik juga tak dapat masuk dalam diri kita.

*Ini juga yang sebenarnya aku takutkan, karena (alhamdulillah) sekarang sudah bisa mencintai diri sendiri dengan tulus. Semoga Allah menghindarkanku dari sifat ujub dan tinggi hati, amin...

2 komentar:

  1. Bisa pas banget sama kejadian di linimasa baru-baru ini. Makasih mbak chicha :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, Re,, seneng bgt bisa bermanfaat.. ^_^

      Hapus