Minggu, 22 Maret 2015

[Untold Story] Inginku...: Sebaik-Baik Perhiasan Dunia


الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِهَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (Hadits riwayat Muslim)

Bukan syair atau puisi, hanya sebuah ungkapan hati.. :')
Random thing in my mind..



INGINKU...: SEBAIK-BAIK PERHIASAN DUNIA

Saat mereka sibuk menggapai karir cemerlang, salahkah bila tak sedikitpun rasa iri menyapa benakku..
Melihat mereka yang sedang berusaha meraih gelar kedua di ujung nama mereka, salahkah bila aku memilih mensyukuri nama dengan tambahan 3 huruf milikku..

Bukan ku malas tuk belajar, bukanku tak ingin meniti karirku...
Yang ku ingin belajar dari sosok ibu, menjadi seperti dirinya yang luar biasa di mataku...
Yang ku ingin belajar menjadi wanita sempurna yang masih amat jauh dari sosokku..
Mencoba jadi seorang yang lebih baik di sepanjang waktuku...
Mengisi relung hati yang kosong, dekatkan diri pada Penciptaku..

Dalam hatiku terbisik cita amat sederhana...
Aku hanya ingin menjadi seorang anak perempuan yang memiliki ridha orantuanya, berbakti pada mereka, menjadi amalan yang tak terputus untuk keduanya..
Aku hanya ingin menjadi wanita yang menjadi istri terbaik bagi suaminya kelak, mengabdi, menjaga ia agar selalu dalam jalan-Nya.
Aku hanya ingin menjadi wanita yang membimbing anak-anaknya menjadi soleh dan solehah nanti, menjadi madrasah, selalu ada dalam setiap jenjang kehidupan mereka...
Aku hanya ingin menggapai ridha-Nya, meraih surga-Nya sebagai sebaik-baik perhiasan dunia-Nya...

Read More......

Kamis, 19 Maret 2015

Harga Sebuah Kata 'Maaf'


A: "Coba pecahkan piring itu"
B: *Memecahkan piring*
A: "Sekarang katakan 'maaf'"
B: "Maaf"
A: "Lihatlah, apa piring itu bisa kembali? Tidak bukan? Begitu pula hati manusia, karenanya berhati-hatilah dengan hati dan perasaan seseorang"
Pernah dengar dialog seperti di atas?

Memang benar, kata maaf tidak akan dapat mengubah sesuatu yang telah hancur, hati misalnya. Tak dapat mengembalikan waktu yang terbuang ketika janji-janji tak tertepati. Namun, kata maaf bukannya tidak penting dan tak perlu diucapkan. Jika dengan kata maaf pun, masih sulit hati mengikhlaskan, bagaimana jika kata itu tak pernah terucap?


Harga maaf, bisa murah bisa mahal...

Seringkali maaf mudah saja diucapkan oleh seseorang, kata maaf murah baginya. Tetapi, bagi orang yang diberikannya kata itu, kata maaf bisa menjadi hal yang berharga. Dengan kata maaf, sang penerima akan berusaha melupakan dan mengikhlaskan, meskipun tak jarang itu bukan sesuatu yang mudah dilakukan, atau malah sesuatu yang tidak bisa dia lakukan, mungkin tidak hanya kata maaf yang mereka butuhkan untuk memulihkan sakit yang dirasakan. Tapi, dengan adanya kata maaf seseorang akan berusaha untuk ikhlas, kecuali jika memang jiwa pemaafnya belum aktif.

Namun, bagi beberapa orang, kata maaf sulit untuk diucapkan. Entah karena apa, akku sendiri belum mengertikenapa banyak orang tak suka meminta maaf bahkan saat dia tahu dirinya telah menyakiti orang lain. Kata maafnya sangat mahal, mungkin, sehingga harus ada rasa bersalah yang cukup besar yang bisa membuatnya mengucapkannya.

Maaf berarti mengakui kesalahan...

Meminta maaf bukan berarti rendah atau menempatkan kita pada posisi yang bersalah. Seperti dalam tulisan yang sebelumnya tentang 'gentleman dan gentlewoman' mengakui kesalahan dan meminta maaf merupakan sikap gentle dan berani bertanggung jawab. Berani meminta maaf berarti kita bukan (sepenuhnya) pengecut yang hanya bisa lari setelah berbuat salah atau menyakiti orang lain. Dan, menurutku, seseorang yang meminta maaf meskipun dirinya sebenarnya tak bersalah tidak mengurangi harga diri mereka. (Tapi, memang sebaiknya nggak berlebihan seperti aku, yang bahkan meminta maaf saat kakiku tak sengaja diinjak orang, atau saat spion motorku 'disenggol' orang di jalan.. -_-')

Maaf baik untuk keshatan..

Dari sebuha penelitian di Massachusetts University Amerika pada sekelompok wanita memperlihatkan bahwa kata maaf dari orang yang telah mengganggu atau menyakiti dirinya berpengaruh pada kesehatannya. Kata maaf bisa menstablikan tekanan darah dan mencegah penyakit seperti stroke atau jantung yang meningkat resikonya setelah wanita diberi perlakuan, kata kasar, atau disakiti dalam waktu sekitar 20 menit saja. Dan efeknya sedikit lebih lambat bagi pria.

Kata sapa kata maaf nggak penting? Penting banget! Dan nggak perlu nunggu lebaran buat minta maaf jika memang puya salah, to?

*Sudahkah kita meminta maaf pada hati-hati yang tersakiti selama ini?
Pernahkah membayangkan bagaimana rasanya jadi mereka yang tersakiti?**
Semoga termasuk orang-orang yang bisa selalu berempati pada perasaan orang lain.. aamiin..

Read More......

Selasa, 17 Maret 2015

Be a Gentlewoman


Istilah 'gentlewoman' memang nggak seumum gentleman yang memang lebih dulu ada dan sering digunakan. Gentleman sendiri memiliki banyak sekali pengertian. Dari jaman dahulu, kata ini sudah digunakan untuk menggambarkan pria sejati atau bangsawan gagah berani. Dan saat ini telah mengalami perluasan arti, walaupun benang merahnya tetap sama.

Sebelum membahas tentang gentlewoman, sepertinya lebih enak kalau membahas kata gentleman lebih dulu. Karena, menurutku, sifat-sifat gentleman inilah yang bisa diadaptasi dan dijadikan sifat gentlewoman (versi aku).


Karena banyak sekali definisinya, akhirnya definisi-definisi itu aku rangkum inti-intinya, jadi menurutku, gentleman itu...


Bertanggung jawab - dia selalu mengerjakan kewajibannya, terutama kewajibannya pada agama dan juga kewajiban sebagai sebagai pria. Dan berani mengakui kesalahan serta menanggung apa yang telah diperbuatnya, tidak lari begitu saja.
Mengerti fungsinya - seorang pria memang diciptakan sebagai pemimpin bagi wanitanya, karena itu dia harus mengerti posisinya dan menjalankan fungsi kepemimpinan itu.
Konsisten dan menepati janjinya - kata-kata gentleman harus bisa dipegang, tidak bisa berubah-ubah seenaknya sendiri. Dia akan selalu konsisten pada ucapannya dan berusaha semampunya untuk menepati ucapan dan janjinya. Mengubah apa yang sudah dikatakannya merupakan hal terakhir yang dia lakukan.
Mengakui kesalahan - gentleman tidak akan merasa dirinya selalu benar dan menyadari bahwa dia juga seorang manusia yang memiliki banyak kekurangan dan kesalahan. Karena itu, dia selalu berani mengakui kesalahannya, dia tak segan minta maaf bahkan meskipun bukan dia yang salah sebenarnya. Meminta maaaf bukanlah suatu beban bagi dirinya.
Tidak kasar - bukan hanya tidak kasar secara fisik, gentleman selalu menjaga ucapan dan perilakunya agar tidak melukai perasaan orang lain. Seorang gentleman akan tersiksa jika ada orang lain terluka karena perbuatannya.
Tegas dan bijak, selalu menjaga orang di sekitarnya - karena fungsinya sebagai pemimpin, ketegasan dan kebijaksanaan, serta sifat kepemimpinan lainnya seperti melindungi orang-orang di sekitarnya agar tidak terluka atau sedih.
Berani mengungkapkan - gentleman tidak akan pake kode-kodean untuk menyampaikan keinginan atau kehendaknya. Tanpa ragu dia akan menyampaikannya dengan kata-kata yang jelas, tegas, tetapi tetap sopan.
Bukan PHP - karena dia selalu konsisten dengan apa yang dikatakannya dan berusaha menepatinya, tidak ada ceritanya seorang gentleman itu memberikan harapan palsu. Dia tak akan membuat orang lain berharap sesuatu yang tak bisa dipenuhinya.
Tidak berasumsi atau menduga - gentleman akan berbicara berdasarkan kebenaran yang terbukti, bukan hasil menduga atau asumsi. Karena jika kadar asumsi dan dugaan terlalu banyak, seseorang akan cenderung menghakimi dan menjudge seenaknya.
Menjaga penampilan - tidak harus tampil wah, dia akan tampil elegan dengan kesederhanaannya dan selalu bisa membawa diri sesuai situasi yang dihadapi.


Nah, setelah paham ciri-ciri gentleman, timbul pertanyaan dalam hati, kenapa harus jadi cowok untuk bisa jadi seseorang yang gentle seperti di atas? Menurutku sifat-sifat itu kan harusnya juga bisa dimiliki seorang wanita.

Wanita juga harus bertanggung jawab atas kewajibannya meskipun tanggung jawab pria lebih besar. Wanita juga harus mengerti fungsinya, karena pria dan wanita diciptakan berbeda dan memiliki peran dan fungsi masing-msing. Tidak harus menjadi pria untuk konsisten dan menepati janji bukan? Begitu juga untuk mengakui kesalahan dan tidak berbuat atau berkata kasar. Wanita juga harus berani dengan jelas mengungkapkan apa yang dipikirannya, jadi nggak perlu ada kode-kodean. Menurutku dengan nggak pake kode-kodean, akan mengurangi tingkat kesalah-pahaman di dunia. hehehe.. Seorang wanita pun tidak boleh jadi PHP, dan suka menduga-duga. Dan yang jelas wanita selalu harus menjaga penampilannya.

Jadi, nggak perlu jadi lakik kan buat jadi gentle, karena wanita juga bisa jadi gentlewoman.. :D
Apalagi buat yang cowok, cewek aja bisa jadi gentlewoman, masak nggak bisa jadi gentleman? Malu dong sama kucing..:D

**maafkan sifat penulis yang narsis dan suka majang foto sendiri walaupun nggak nyambung sama judulnya. Gpp lah ya, mumpung blognya sendiri.. :p

Read More......

Golongan Darah: Dari Menentukan Diet Sampai Kepribadian

Meski sama-sama berwarna merah, darah manusia secara umum dikelompokkan menjadi 4 golongan A, B, O, dan AB, selain itu ada juga pengelompokkan yang dinamakan rhesus, yang mengelompokkan darah menjadi golongan rhesus positif dan rhesus negatif. Sepertinya kalau dijabarkan masing-masing, artikelnya bisa panjang duluan. Jadi intinya, penggolongan ini digunakan saat seseorang akan melakukan tranfusi darah sehingga tidak ada penolakan dari dalam tubuh karena berbedanya golongan darah atau rhesusnya.

Tapi, ternyata golongan darah dianggap memiliki rahasia lebih dari itu. Diet berdasarkan 4 golongan darah kemudian muncul dan cukup populer di berbagai negara. Nggak cuma itu, jenis golongan darah juga dihubungkan dengan kepribadian dari seseorang. Semua itu, membuat aku cukup penasaran. Apa golongan darah memang 'sesakti' itu?

Nah, berikut hasil baca-baca seputar diet golongan darah dan kepribadian menurut golongan darah.... Semoga bermanfaat...



Diet golongan darah...

Diet ini ditemukan oleh Peter J. D'Adamo, si bapak ini beranggapan kalau tiap golongan darah memiliki kemampuan berbeda dalam mencerna, khususnya mencerna protein yang bernama Lectin pada makanan. Karena itu, menurutnya, setiap golongan darah sebaiknya mengonsumsi golongan makanan yang berbeda. Golongan darah A diarahkan pada pola makan vegetarian, Golongan darah B baik mengonsumsi daging (kecuali ayam dan babi), susu dan produknya, dan juga sayuran. Golongan darah O juga bisa mengonsumsi daging, ikan, sayur, dan buah, dan golongan darah AB boleh mengonsumsi hampir semua makanan kecuali beberapa makanan tertentu seperti jagung, sapi, dan ayam. Kata Pak Peter, kalau aturan ini tidak ditepati, bisa menimbulkan aneka masalah kesehatan. PAdahal kelihatannya pak Peter agak sedikit tidak adil pada golongan darah A, yang 'dipaksanya' menjadi vegetarian, sedangkan golongan lain boleh makan daging.

Diet ini mendapat banyak tentangan dari banyak ahli. Pencernaan lectin memang dapat menimbulkan masalah, tetapi belum ditemukan hubungan ilmiah antara golongan darah dengan pencernaannya. Pun tak ada bukti ilmiah bahwa diet ini memiliki dampak signifikan bagi orang yang menaatinya. Memang cukup banyak orang yang menganggapnya berhasil, karena diet ini pada dasarnya menyarankan untuk memakan makanan sehat yang tentu berdampak baik. Jadi, sebagai ahli gizi dan penulis artikel ini, aku nggak menyarankan diet ini nggak perlu dicoba atau dipakai lebih baik konsultasikan pada ahli gizi Anda, diet apa yang harus Anda pakai.. :p

Kepribadan menurut golongan darah...

Pertama kali baca tentang ini, sebenarnya aku nggak percaya kalau golongan darah sama kepribadian bisa berhubungan. Tetapi jujur, setelah baca analisa kepribadian menurut golongan darahku (B), rasanya kok kebanyakan cocok. Berikut salah satu analisa buat golongan darah B, dikutip dari divinecaroline.com..

__"You can be very goal-oriented and often complete the ambitious tasks set before you. Outgoing and very charming, you’re good at reading people and providing support. Though critical of appearance (but not your own), you aren’t picky and are unlikely to dwell over the little things. Type Bs are impulsive individualists who often create their own path in life. You are very strong and optimistic. B is most compatible with B and AB lovers. Common career choices: cook, hairdresser, military leader, talk show host, and journalist."

Meskipun nampaknya nggak mungkin jadi pemimpin militer, tapi analisanya lumayan mengena. Tapi, masih belum yakin juga, karena ramalan zodiak yang ditulis seenak mood penulisnya pun banyak orang yang merasa cocok, semacam ada sugestinya gitu.

Dan setelah mencari dan membaca di antaranya dari BBC.co.uk, ternyata kepribadian menurut golongan darah ini memang nggak ada dasar ilmiahnya. Banyak yang sudah mencoba menyadarkan kalau sebenarnya kepribadian dan golongan darah itu nggak berhubungan, tetapi kepercayaan masyarakat, khususnya di Jepang masih sangat melekat.

Kepribadian menurut golongan darah digunakan luas di Jepang, mulai dari untuk proses penerimaaan karyawan, politik, sampai cinta. Kepribadian menurut golongan darah juga pernah digunakan untuk mendiskriminasi golongan darah tertentu. Sampai sekarang pun, katanya golongan darah AB masih dianggap sosok aneh di negara itu, dan sering dijadikan golongan darah tokoh jahat di anime.

Golongan darahku...

Aku mungkin nggak percaya dengan rahasia-rahasia lain dari golongan darah di atas, tapi, cukup suka sama golongan darah yang aku punya. Kebetulan, meskipun ada campuran dari salah satu negara Asia Selatan, rhesusku tetap sama seperti kebanyakan orang indonesia, positif (+).

B+ atau dalam bahasa Inggris bacanya 'be positive' memberi (paling enggak sedikit) inspirasi dan motivasi buat selalu positif apa pun yang aku hadapi. Semoga, seperti golongan darahku, aku bisa selalu (B+) setiap waktu. :) :)


Read More......

Minggu, 15 Maret 2015

"Mengalahkan" Omongan Orang

Manusia memang makhluk yang suka sekali berkomentar tentang kehidupan orang lain. Nggak heran, berita gossip selebritis di TV maupun di media online laris manis. Tengok saja berbagai situs berita selebritis, kolom komentarnya penuh dengan aneka komentar yang kebanyakan negatif. Padahal, sebenarnya bukan merupakan hak kita untuk mengomentari kehidupan orang lain. Ghibah atau membicarakan orang lain pun sudah jelas dilarang dalam agama. Tetapi memang, kecenderungan manusia menyebabkan hal ini sulit dihindari. Bagiku juga masih sulit untuk selalu mengontrol yang komentar dan ucapan yang kadang tak sengaja keluar dari mulut nakal ini.

Padahal, kata-kata yang terucap, meskipun seringkali disampaikan tanpa niatan buruk, bisa sangat berpengaruh pada kehidupan orang lain.

“Sesungguhnya ada seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dipikirkan bahayanya terlebih dahulu, sehingga membuatnya dilempar ke neraka dengan jarak yang lebih jauh dari pada jarak antara timur dan barat.” (HR. Muslim)


Beberapa waktu yang lalu, aku sempat baca tulisan yang cukup 'jleb' di Path, tulisan dalam bentuk screenshot ini bercerita tentang bahayanya komentar yang terucap tentang kehidupan oran lain. Berikut fotonya (entah darimana sumber aslinya, ucapan terima kasih teriring untuk penulis aslinya)

Kekuatan kata-kata dalam merubah pandangan dan kehidupan orang lain ternyata sangat besar. Padahal, seperti kisah keledai pada gambar di atas, yang namanya omongan orang itu nggak akan berhenti, tak peduli apapun yang kita lakukan. Lalu, bagaimana cara "mengalahkannya"?

Mengalahkan omongan orang dari dalam..

Dari pengalaman pribadi, aku menemukan suatu cara yang ampuh (buat aku sendiri) untuk mencegah omongan orang mempengaruhi kehidupan. Caranya adalah menambah kecintaan pada diri sendiri dan apa yang ada digenggaman kita. Bukan hal yang sederhana, karena itu artinya harus benar-benar tulus mensyukuri dan menyayangi apa yang kita punya.

Contoh aja, saat sedang mencintai seseorang dengan tulus, segala omongan orang yang berkomentar negatif tentang dirinya pasti akan sulit masuk ke dalam hati. Misal komentar: dia tukang PHP, wajahnya jelek, nggak gentle, dsb. pasti sulit masuk dalam pikiran di hati, yang kelihatan cuma baik-baiknya aja. Nah, konsep ini yang dipakai ke diri kita sendiri. Cintai diri sendiri dan apa yang ada digenggaman kita terlebih dahulu, maka omongan negatif orang tidak akan menimbulkan pengaruh besar dalam diri.

Jangan berlebihan..

Mencintai diri sendiri juga harus ditakar kadarnya. Berlebihan mencintai diri sendiri namanya ujub. Ujub bisa menutup hati dari kebikan. Jangan sampai gara-gara terlalu cinta diri sendiri, segala nasihat baik juga tak dapat masuk dalam diri kita.

*Ini juga yang sebenarnya aku takutkan, karena (alhamdulillah) sekarang sudah bisa mencintai diri sendiri dengan tulus. Semoga Allah menghindarkanku dari sifat ujub dan tinggi hati, amin...

Read More......

Sabtu, 14 Maret 2015

Tentang Ajaibnya Sebuah Niat: Kisah "Mbolang" di Arab (Part 2)

Lanjutan dari part 1

Cerita "mbolang" belum berakhir sampai kami tiba di Madinah saja, persoalan selanjutnya adalah kami belum memiliki tempat menginap di kota Madinah Al-Munawwarah itu. Akhirnya sambil menyeret koper masing-masing, kami mulai menjelajah hotel-hotel di sekitar masjid. Hotel di lingkar pertama memiliki harga yang cukup tinggi, kami pun berjalan sedikit ke belakang menyebrang sebuah jalan kecil. Di sanalah kami menemukan hotel dengan harga yang cukup lumayan, namanya Hotel Durrat Al-Andalus, disamping posisinya yang dekat dengan salah satu pintu masjid Nabawi di bagian timur. Setelah memperoleh kamar yang cocok, kami memutuskan untuk beristirahat saja dulu, apalagi baru keesokan harinya aku bisa kembali suci dan beribadah.


Alhamdulillah, keesokan harinya dan hari berikutnya di Madinah sangat menyenangkan. Seperti mimpi, bisa beribadah di salah satu tempat paling penting bagi seluruh muslim di dunia ini. Meskipun, karena tidak bersama rombongan lain, setiap hari kami harus mencari makan sendiri. Ternyata tak banyak juga makanan di sana yang cocok dengan lidah kami. Meski tetap menjadi pengalaman tersendiri juga bisa mencicipi makanan-makanan asing itu. Dari rumah, mama juga telah membawa sebuah kompor listrik kecil, jadi paling tidak kami bisa membuat mie instan dan minuman hangat sendiri setiap waktu. Sayangnya, kami tidak bisa melakukan tour di kota Madinah, mengunjungi tempat-tempat bersejarah di sana, karena tentu saja tak ada yang mengantar kami saat itu. Tapi, pengalaman “mbolang” dari Jeddah hingga Madinah tetap tak tergantikan buatku. :')

Cuma tiga hari, Madinah sudah bisa membuat aku ‘kerasan’ di tempat itu. Tapi, sudah waktunya bagi kami untuk ke Mekkah dan segera melaksanakan ibadah inti umrah. Setelah berkemas, dan melakukan persiapan untuk umrah, kami meninggalkan hotel andalus dan berjalan kaki menuju terminal bus Saptco, tempat yang sama seperti waktu pertama kali tiba di Madinah 3 hari yang lalu. Di sana papa segera membeli tiket untuk ke Mekkah. Bus Saptco tujuan Madinah- Mekkah selalu berhenti di tempat mengambil miqat dari arah Madinah, yaitu Masjid Birr Ali.

Setelah mengambil miqat dan kembali melakukan perjalanan berjam-jam dengan bus, kami tiba di kota suci Mekkah. Ternyata terminal bus Saptco di tempat ini juga terletak tak jauh dari Masjidil Haram, jadi cukup berjalan kaki sebentar, kami sudah bisa menginjakkan kaki di kompleks Masjidil Haram. Akhirnya kami pun bisa bergabung lagi dengan rombongan agen umrah yang sama seperti saat berangkat dari Indonesia, meletakkan barang di hotel yang disediakan tanpa perlu repot mencari hotel lagi, dan kemudian melaksanakan umrah dengan tenang.

Cerita tentang sandal kecil yang hilang...

Ternyata tak hanya niat yang memiliki keajaiban dalam ibadah yang aku jalani saat itu. Kata-kata yang mengandung kesombongan juga bisa berbalik "menyerang". Dari Indonesia, aku bawa sandal berukuran kecil, sedikit lebih kecil dari ukuran kakiku yang sudah kecil, jadinya mirip sandal untuk anak-anak :D. Papa selalu mengingatkan aku buat bawa tas keresek dan membawa masuk sandalku ke dalam Masjid Nabawi. Tapi, suatu kali aku menolak membawa tas keresek, dan berkata, "Sandalku loh kuecil, sapa yang mau ambil, nggak ada yang cukup juga kakinya." Setelah itu, saat ke masjid, aku meletakkan sandal kecilku di salah satu rak sandal masjid dan menghafal betul-betul letaknya. Dan.. setelah selesai sholat, saat akan mengambil kembali sandal kecilku di rak, sandal warna pink itu sudah nggak ada lagi di tempatnya. :((

Akhirnya aku harus berjalan 'nyeker' dari masjid Nbawi menuju hotel, sebelum akhirnya membeli sandal baru di sebuah toko dekat hotel. :(

Cerita-cerita ini membuat aku sadar, kata-kata bukan sekedar ucapan yang keluar dari mulut, tetapi mereka memiliki "kekuatan" khusus, apalagi kalau hubungannya dengan niat. Jadi, 'berpikir baik-baik sebelum berucap' bukan sekedar nasihat usang yang bisa diremehkan. Karena kata-kata bisa berdampak besar, baik positif atau negatif pada diri sendiri ataupun orang lain.

Nulis cerita ini bikin kangen, sangat kangen dengan Mekkah dan Madinah.. Semoga diberi kesempatan untuk kembali mengunjunginya.. :')

Read More......

Rabu, 11 Maret 2015

Tentang Ajaibnya Sebuah Niat (Part 1)


ٍ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ
“Amal itu tergantung niatnya" ... (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)

[Sekali lagi masih topik yang nyelentang dari kesehatan.. :D]

Semua tergantung niatnya, niat baik akan berbuah kebaikan dan dicatat sebagai pahala, niat buruk bisa menjadi awal sesuatu yang buruk, meskipun belum dicatat sebagai dosa. Ternyata, keajaiban niat nggak cuma sampai di situ, lebih-lebih waktu berhubungan dengan tanah suci. Tempat dimana kekuatan niat dan ucapan sangat terasa.

Sebenarnya ini tentang kisahku dan sebuah kisah yang pernah aku dengar, seputar niatan saat akan beribadah umrah.


Berniat menemani...
Dari seorang teman aku pernah menyimak suatu cerita, ceritanya tentang anak berprestasi di bidang baca Al-Qur'an yang akhirnya mendapat kesempatan untuk umrah gratis sebagai hadiah dari prestasinya. Karena nggak tega melepas anak perempuannya sendiri ke negara asing, sang ayah dari anak itu berniat ikut anaknya. "Tak ngancani, wes.. cek gak dewean," begitu kira-kira kata-katanya saat itu. Dan sedihnya, ternyata kata-kata itu tercatat menjadi sebuah niatan si ayah. Saat berada di tanah suci sang ayah menderita sakit sehingga hanya bisa terbaring lemah, tak sanggup menjalankan rukun dan syarat ibadah umrah. "Niatan" sang ayah untuk hanya menemani si anak pun praktis terlaksana, tanpa kesempatan untuknya beribadah.

Kisah keluargaku "mbolang" di Arab...
Keinginan untuk berumrah sekeluarga sebenarnya sudah ada sejak tahun 2012, namun panggilan Allah untuk menuju tempat suciNya ternyata baru datang di tahun 2013. Awalnya papa dan mama ingin berumrah tanpa jasa agen umrah dan haji. Karena sudah pernah berhaji dan mama yang memiliki kemampuan untuk berbahasa Arab, keduanya ingin mengatur sendiri perjalanan mereka selama di Arab. Nampaknya keinginan inilah yang tercatat sebagai salah satu niatan mereka. Karena, walaupun kesulitan mendapatkan visa ke Arab sendiri, dan akhirnya harus pergi dengan salah satu agen umrah Jakarta, ternyata kami sekeluarga berkesempatan untuk "mbolang" di negara yang tandus itu.

Ceritanya berawal saat kami yang sempat berganti agen umrah sebelumnya, memutuskan untuk langsung berangkat tanpa pertemuan langsung ataupun manasik dengan agen yang baru. Menurut pendapat mama dan papa, umumnya umrah selalu mendahulukan kunjungan di kota Madinah, dan mereka yakin, ibadah umrah kami pun nantinya juga begitu, langsung menuju ke Madinah. Tapi, kami akhirnya bingung dan sedikit kaget saat tahu rombongan umrah yang diikuti akan langsung ke Mekkah. Sedangkan seharusnya miqat*) itu di ambil di atas pesawat. Padahal, baju ihram papa dan adik sudah masuk ke bagasi kabin. Dan kebetulan aku dan mama pun masih "berhalangan" pada saat itu, sehingga belum mungkin melakukan umrah setibanya di Mekkah nanti. Mama dan papa pun berusaha melakukan lobby, dan sedikit keberatan dengan keputusan agen umrah yang akan melakukan miqat darurat di bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Kami pun terus berdoa agar perjalanan ibadah umrah lancar dan ada keajaiban.

Setelah sampai di bandara, papa dan mama masih memutar otak untuk dapat menuju Madinah dari bandara Jeddah. Setelah sampai di bandara, semua paspor rombongan dibawa oleh seorang petugas dari kerajaan Arab yang disebut Muassasah. Saat itulah mama mulai melakukan lobi pada muassasah itu. Mama mengutarakan keinginannya untuk ke Madinah agar dapat menjalankan umrah dengan baik. Beruntung, bapak muassasah tersebut mau mengerti dan memberikan paspor kami bereempat. Kemudian, lobi dilanjutkan pada pemilik agen umrah di Jakarta. Karena kebetulan sudah mengenal beliau sebelumnya, akhirnya beliau juga bersedia melepas kami ke Madinah sendiri. Dan akhirnya semua setuju, rencananya, kami berempat akan " dilepas" di jalan utama menuju ke Madinah.

Di sebuah pom bensin kami turun dari bus rombongan. Kami sebenarnya tidak tahu cara untuk menuju Madinah dari tempat itu. Saat itu kami bertemu dengan seorang pria bermobil, dan mencoba bernegosiasi. Setelah berbincang sebentar, pria Arab itu bersedia mengantar kami dengan harga yang disepakati. Karena sudah menemukan cara untuk menuju Madinah, bus rombongan kami pergi meninggalkan kami untuk mengambil miqat darurat di masjid terdekat dan menuju Mekkah. Bapak yang akan mengantar kami pamit sebentar untuk minum kopi di kedai terdekat. Kemudian papa teringat kami belum memiliki pasta gigi, karena diambil oleh petugas bandara saat pemeriksaan (cairan/pasta melebihi 100ml). Papa kemudian pergi ke swalayan kecil masih di lokasi pom bensin tersebut untuk membeli pasta gigi. Tak lama, bapak yang akan mengantar kami datang lebih dahulu dari papa, kemudian dia langsung memasuki mobilnya dan pergi tanpa sepatah kata. Kami yang masih menunggu papa hanya bisa termangu melihat kepergiannya.

Setelah kejadian unik itu papa kembali datang dari swalayan kecil dan bergabung bersama aku, mama, dan adik. Kami pun bingung apa yang harus dilakukan untuk dapat mencapai kota Madinah dari tempat asing itu. Dengan bahasa Inggris seadanya aku juga ikut mencoba berdialog dengan orang-orang di sekitar itu, begitu juga mama dengan bahasa Arabnya. Setelah sekitar satu jam terdampar di sana, akhirnya papa mendatangi petugas pom bensin yang berwajah India, dengan harapan dia lancar berbahasa Inggris (India adalah salah satu negara jajahan Inggris, bahasa Inggris cukup populer di sana), benar saja petugas itu bisa menjelaskan dengan cukup jelas pada papa bagaimana cara menuju ke Madinah. Pertama-tama kami harus menaiki taksi untuk menuju terminal bus Saptco di sisi lain kota Jeddah untuk selanjutnya naik bus ke Madinah. Kebetulan ada sebuah taksi yang memasuki komplek pom bensin saat itu, tanpa menunda lagi, kami langsung bergerak untuk memanggil dan menaiki taksi tersebut. Setelah sekitar satu jam perjalanan melalui jalanan kota Jeddah sambil asyik melihat-lihat tempat yang masih asing bagiku itu, kami kemudian sampai ke terminal bus Saptco. Ternyata bus Jeddah-Madinah berangkat setiap jam, jadi tak perlu menunggu lama untuk bisa duduk di dalam bus yang akan mengantar kami selama 6 jam perjalanan dari kota Jeddah ke Madinah.

Saat menaiki bus dan memilih tempat duduk di bagian depan, kami mendapat sebuah kejutan manis. Ternyata sopir dan kernet bus tersebut adalah orang Indonesia. Jadilah kami memiliki teman mengobrol dan bertanya tentang berbagai informasi pada pak sopir dan rekannya itu. Tak lupa papa menanyakan cara untuk ke Mekkah dari Madinah, dan hal-hal lain yang belum kami mengerti pada mereka. Setelah perjalanan panjang melewati gurun tandus, sambil membayangkan betapaberatnya medan hijrah Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah yang beliau tempuh hanya dengan kendaraan seekor unta, kami akhirnya sampai di terminal bus Saptco Madinah. Ternyata letaknya tak jauh dari kompleks masjid suci tujuan kami, Masjid Nabawi, tempat Rasulullah SAW dan sahabat beribadah, tinggal, dan juga dimakamkan.

(Bersambung ke tulisan selanjutnya di sini)

*) Miqat (bahasa Arab: ميقات) adalah batas bagi dimulainya ibadah haji (batas-batas yang telah ditetapkan). Apabila melintasi miqat, seseorang yang ingin mengerjakan haji perlu mengenakan kain ihram dan memasang niat. Miqat digunakan dalam melaksanakan ibadah haji dan umrah. Sebagian orang membolehkan untuk mengambil miqat di tempat selain yang dtentukan, misalnya di bandara. Namun kami berpendapat miqat sebagai baatasan syar'i yang harus ditepati. Untuk yang berangkat dariIndonesia, letaknya di atas laut Yalamlam.

Read More......

Bukan Sekedar Saran, Tapi Sebuah Kepedulian


Meski sudah sering baca bahkan nulis artikel tentang cara melawan stres, ternyata pas mengalaminya lagi masih sering bingung harus apa biar nggak kepikiran dan nggak galau-galauan lagi. Jadilah tanya ke sana kemari cara biar stres nggak panjang-panjang masa berlakunya. Dan ternyata jawabannya beragam banget macamnya. Dari yang wajar, biasa, sampai yang aneh.

Karena jawaban-jawaban itu ternyata bukan cuma bisa diterapkan, tapi juga bisa diartikan sebagai sebuah kepedulian, jadi timbul keinginan buat merangkum semuanya di sini. Siapa lain kali butuh, atau ada yang lagi baca dan butuh saran buat menghilangkan stres juga...

e: "Coba lari sambil nangis keliling komplek, Cha. Capek tau lari sambil nangis, belum pernah kan?"
i: "Tenangkan diri, ikhlas apa yang terjadi. Curhat sama ortu juga bisa nenangin. Malah dapet cerita pengalaman dari ortu yang lebih keren dan gak ada pa-apanya dibanding yang aku alami"
u: "Beraktifitas yang melelahkan, tapi jangan lupa makan. Jangan makan banyak-banyak, entar tambah endut low, kan lagi diet"
m:"istighfar yang banyak, istighfar bisa membuka jalan keluar dari masalah.."
p: "Inget kamu masih punya keluarga, temen yang disampingmu, kamu nggak sendiri kan."
e: "Makan yang banyak, curhat, main, shopping, ngabisin uang.."
g: "Meet up cha, trus karoke sak suwenengmu sak naauwangesmu, trus kita makan-makan."
a: "Anggep kamu lagi diuji, atau diingatkan untuk lebi dekat sama Allah. Jangan lupa, diuji berarti diperhatikan, dicintai, lebih-lebih kalau bisa sabar.

Rasanya luar biasa menerima kepedulian-kepedulian ini. Bersyukur sangat dianugerahi orang-orang disekitar yang peduli dan tulus. Meskipun nggak semua sarannya bisa diterapkan. Hihihi..

Sekali lagi, terima kasih hati-hati yang tulus. Semoga Allah membalas lebih banyak, dan banyak lagi. :)

Read More......

Selasa, 10 Maret 2015

Sedikit Curahan Hati Tentang si "Tulus"



Setelah bertahun-tahun, akhirnya ada keinginan kuat buat ngisi lagi blog tersayang ini. Tapi sekarang ternyata passion nulisnya bukan lagi di kesehatan. Nggak papa lah ya ditulis di sini.. :D

Berapa hari ini lagi banyak mikir tentang "tulus". Bukan, bukan tentang penyanyi yang itu. Tapi soal ketulusan dan bagaimana menghargainya.



Tentang ketulusan..
Dulu aku kira ketulusan itu sesuatu yang paling mudah dihargai oleh orang lain. Ternyata ketulusan nggak semudah orang menghargai penyanyi yang namanya Tulus. Ketulusan pasti diharapkan di setiap hubungan, sekedar berteman pun pasti berharap sebuah pertemanan yang tulus tanpa berharap timbal balik. Murni karena perasaan ingin berbuat sesuatu untuk orang lain dari dalam hati dan dilakukan dengan ikhlas. Bisa didasari empati ataupun rasa cinta, itu definisi tulus yang muncul dipikiranku. Menurut KBBI, ternyata tulus artinya nggak jauh beda;
"sungguh dan bersih hati (benar-benar keluar dr hati yg suci); jujur; tidak pura-pura; tidak serong; tulus hati; tulus ikhlas:"

Kehadirannya di orang sekitar kita yang seharusnya disyukuri ternyata kadang nggak semudah itu dikenali. Prasangka membuatnya tampak kabur. Bahkan waktu sudah jelas-jelas terlihat, ketulusan juga sering tak diperlakukan semestinya. Karena menghargai ketulusan, nggak semua orang tahu caranya. Dan katanya ketulusan aja nggak cukup, masih perlu yang lain, lain, lainnya juga.

Menghargai ketulusan..
Menghargai ketulusan bukan hal yang mudah buat setiap orang. Tapi kalau coba menyisihkan waktu sebentar dan berpikir tentang orang-orang di sekitar kita, beberapa ketulusan akan bisa kelihatan langsung. Tapi ada juga beberapa ketulusan yang tersembunyi, butuh waktu untuk terlihat atau terasa. Dan ada juga yang namanya ketulusan palsu, kadang susah juga dibedakan dari yang aslinya.

Waktu yang tepat untuk melihat ketulusan (menurut pengalaman pribadi) itu adalah saat sedang jatuh atau berada di bawah. Orang-orang yang tulus akan peduli tanpa di suruh. Tetapi, bisa jadi juga ada yang nggak peduli bukan karena nggak tulus, kebanyakan karena nggak tahu. Tapi momen ini bisa dipakai untuk melihat ketulusan orang tertentu dengan mencoba berbagi rasa dengannya.

Bahagia pasti terasa saat ketulusannya dihargai orang lain. Tapi, jangan sedih juga kalau ketulusan diabaikan. Allah tahu, Allah tahu apa yang dihati hambaNya dan apa yang mereka lakukan. Cukup bermodal yakin, meskipun orang lain tak menghargainya, Allah pasti mencatat ketulusan itu dan memiliki balasan setimpal atasnya. Jadi nggak perlu juga mengharap dihargai, karena bukan tulus namanya kalau mengharapkan sesuatu.

Sebagai pengingat, untuk diri sendiri utamanya:
" Yuk berusaha tulus pada setiap apa yang dilakukan, dan mulai mencoba melihat keberadaannya di sekitar kita, sekaligus berusaha menghargainya."

Karena sejatinya ketulusan dan dihargai ketulusannya masing-masing itu adalah anugerah luar biasa.

"Karena, ketulusan selalu diharapkan, tetapi dia tidak pernah berharap"

***Terima kasih untuk hati-hati yang tulus bersamaku setiap waktu, you're my everything

Read More......