Minggu, 29 Maret 2009

Gatot,, Makanan Mengerikan??


hmm...
ada yang bilang gatot itu mengerikan..
tapi,, benarkah??

Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, orang mengenal gatot sebagai makanan orang susah. Jika beras mahal atau sawah mengalami kekeringan, orang desa masih sering mengonsumsi makanan olahan singkong ini. Kita masih bisa menjumpai makanan ini di sejumlah daerah, seperti Kabupaten Wonogiri di Jawa Tengah, Gunung Kidul, Yogyakarta, dan Blitar di Jawa Timur. Bahkan pada saat penjajahan jepang, gatot pernah menjadi makanan pokok orang-orang desa karena sulitnya mendapatkan beras pada saat itu.


Dari tampilannya, gatot memang membuat beberapa orang tidak berselera untuk memakannya karena warnanya yang hitam dan lengket. Gatot sendiri sebenarnya berasal dari gaplek (singkong -Manihot esculenta/Manihot utillisima- yang telah dikupas dan dikeringkan), namun dipilih yang kehitaman. Belum jelas juga mengapa warnanya bisa kehitaman. Beberapa sumber mengatakan, warna tersebut diperoleh dari semacam jamur (kapang) yang tumbuh akibat proses penjemurannya yang sangat lama (sekitar 1 minggu) dan disertai proses menghujan-hujankan atau dapat pula diperoleh dari proses pemeraman dalam wadah tertutup hingga berjamur. Keberadaan jamur pada singkong, menyebabkan terjadinya proses fermentasi yang membuat pati dalam singkong rusak dan (mungkin) lebih mudah dicerna. (dari kompas, dengan perubahan)

Walaupun makanan ini terlihat ‘ekstrim’, namun sampai saat ini jarang ada laporan terjadinya keracunan. Satu-satunya laporan keracunan yang didapat, keracunan tersebut disebabkan karena pada saat penjemuran gaplek yang akan dijadikan gatot mengalami kontaminasi limbah karena dijemur ditepi sungai. Malah, menurut dosen IBM (ilmu bahan makanan) di kampus (aku lupa siapa.. oh, dosen,, maafkan muridmu.. :D) singkong yang telah dikeringkan (dengan proses yang bersih) lebih aman dikonsumsi dari singkong biasa, karena pada saat pengeringan, racun alami pada singkong ; linamarin dan lotaustralin (jenis racun sianida) akan ikut menguap.

Proses pembuatannya :
Membuat gatot diawali dengan proses merendam gaplek yang kehitaman dalam waktu semalaman. Setelah itu, air rendamannya dibuang dan gaplek hitamnya kemudian dicuci bersih dan dikecil-kecilkan. Karena sudah mengalami perendaman, gaplek jadi mudah untuk dipotong-potong. Proses selanjutnya, gaplek hitam lunak yang sudah dicuil-cuil itu kemudian ditanak, layaknya menanak nasi. Sekitar dua jam kemudian, diangkat dari tungku serta ditata dalam tampah agar cepat dingin. (dari suaramerdeka.com dengan sedikit perubahan)

Kandungan gizi :
Kandungan asam amino atau protein dalam gatot lebih besar daripada pada singkong, karena keberadaan jamur yang memproduksi asam amino dari bahan pati singkong.
Nilai gizi gaplek sendiri sebagai sumber karbohidrat lebih tinggi dibandingkan beras. Setiap 100 gr mengandung 35,3 gram. Namun, kandungan zat lain yang terdapat pada singkong (vitamin dan mineral) relatif lebih kecil daripada beras, terutama setelah pengolahan. Meskipun begitu, singkong dan olahannya memiliki kandungan serat yang lebih tinggi daripada beras. Oleh karena itu perlu diolah menjadi makanan pelengkap dengan cara mengkombinasikan dengan pangan lainnya yang mempunyai nilai gizi lebih tinggi maka akan sangat bermanfaat sebagai bahan pangan. (jurnal bahan pangan 2004, ** gak tau ni jurnal aku dapet dari mana kemaren..>.< )

jadi, apakah gatot mengerikan?
jawabnya tergantung presepsi masing-masing orang,
Tapi bagaimanapun gatot termasuk makanan tradisonal yang unik. Walaupun bentuknya agak ‘mengerikan’ namun makanan jenis ini jika melalui pengolahan yang baik dan bersih akan lebih baik daripada fastfood atau junkfood yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit kardiovaskular dan obesitas.


(**maaf gak ada penjelasan soal rasa… coz aku gak pernah makan gatot..hha..)

-ChiC-
Dari berbagai sumber..
Buat yang sudah kasih aku inspirasi nulis postingan ini..
Makasih banyakk..
Maaf klu kurang lengkap…

5 komentar:

  1. kLo ga salah ingat ciy gatot, gw pernah tuh makanny, dlu pernah waktu maen2 tempat tetangga di kasih, rasanya, hmmmm not bad lah, dari pada menahan lapar yg pasti mendingan makan ni mkanan deh,,,(^_^)


    lagian menurut postkan kandungan nya lebih baek dari pada singkong, hmmm tampilan ga berarti mutuny jelek kan,,,

    BalasHapus
  2. gw juga pernh ngerasain kok..kalo lagi laper ya tetap makyos gak percaya tanya aja pak bondam

    BalasHapus
  3. mbak,,mau nanya nih..
    dapet info ini dr mana sih?? bs sebutin sumber2nya ga??
    makasih..

    BalasHapus
  4. kebetulan ibuku di daerah klaten jualan, laris manis...
    dan dah bertahun2 jualan ngg pnah ada yg keracunan
    bahkan sering dibawa keluar kota untuk oleh2...salam kenal mba

    BalasHapus
  5. assalamualaikum..
    kunjungan perdana dan ini sepertinya postingan dah luama..hehe

    di tempat ku mudah di jumpai makanan seperti ini,bukan karna beras langka.karna memang masyarakat d tempat ku tinggal udah jadi makanan yg merakyat. :D

    rahasia si gatot ini terletak pada proses pengolahan n bumbu nya,makan si gatot trus di kasih gula putih...hmm yummi ^_^! hihiihi

    udah dulu ah, mau sms'an dulu sama si gatot.wkwkwk

    BalasHapus