Reaksi pertama saat si hape nggak mau nyala, tentu bingung, termangu.... Semua nomer hape belum dibuat back upnya, belum lagi harus berpikir bagaimana caranya bisa menjalani hari tanpa aplikasi-aplikasi yang sehari-hari menemani seperti Whatsapp, BBM, dan lain-lain.
Usaha untuk servis juga dilakukan, tetapi ternyata sevice center Xperia nggak ada di kota Malang, dan harus dibawa ke Surabaya jika ingin diperbaiki secara resmi atau garansi. Sebuah tempat servisan di jalan Soekarno-Hatta juga angkat tangan, katanya harus 'kanibal' hape yang lain karena ada hardware yang rusak, dan barangnya tak dijual bebas.
Sedih!
Karena bukan termasuk pemegang dua nomer dan dua hape, pertama-tama yang dilakukan adalah cari penjeman hape cadangan ke tetangga (kamar), alhamdulillah hape cadangan mama bisa di tumpangi nomer Kartu As kesayangan, jadi paling nggak masih bisa terima sms dan telpon (nggak) penting. Kemudian, berapa usaha pun dilakukan si wanita tanpa smartphone ini untuk bertahan hidup tanpa kesayangannya itu.
Menjajah tablet mama...
Tapi dasar sudah kecanduan sama kecerdasan si ponsel pintar, hidup tanpanya cukup sulit dan hampa (:p). Dan wanita
Manfaatkan Laptop..
Bagaimanapun, numpang memang nggak nyaman. Tablet mama nggak mungkin dibawa ke kamar dan dikuasai sendiri. Jadi wanita yang kecanduan ini pun teringat akan sebuah aplikasi yang bisa membantunya untuk menggunakan Android di laptopnya. Aplikasi penyelamat itu namanya BlueStack. Dulu sempat memanfaatkan aplikasi ini di waktu kerja di katering bayi dan balita untuk menerima pesanan tanpa harus ribet memegang gadget dan komputer bersamaan. Dan setelah BlueStack terpasang di laptop, Whatsapp, BBM, dan Instagram bisa digunakan dengan cukup leluasa (asal tida keluar rumah karena Wifi dependent). Jadi yang menjadi masalah adalah saat keluar rumah. Bahkan pernah suatu kali bawa laptop ke kos-kosan teman biar tetap bisa online di berbagai aplikasi, termasuk Instagram karena saat itu sudah @Imanpedia sudah mulai mendunia (maya). [Sudah follow @Imanpedia di Instagram belum? Follow yuk __ *iklan dikit]
Sebenarnya bukan "tanpa" smartphone..
Kalau disimpulkan, sebenarnya apa yang aku alami selama 30 hari bukannya hidup tanpa smartphone, ya? Tapi, lebih ke pencarian alternatif saat smartphone rusak atau tidak punya smartphone. Jadi, penulis berharap tulisan ini bisa bermanfaat bagi yang sedang membutuhkan alternatif juga.
Setelah sekitar 30 hari tak punya smartphone, sekarang sudah ada penggantinya yang baru. Dan ternyata kecanduan smartphone bisa sedikit berkurang karena kejadian ini. Semua memang ada hikmahnya, tinggal bagaimana kita sabar menghadapinya.. Alhamdulillah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar