Rabu, 29 April 2015

Chica's Cafe Challenge 1: Ayam Kukuruyuuk Baegopa


Tantangan ini berawal dari seorang gadis yang nggak mau rugi makan di cafe, bayar (mahal) cuma dapet kenyang aja. Akhirnya munculah ide untuk membuat suatu tantangan (untuk dirinya sendiri) harus bisa meniru masakan yang di masak di cafe buat di masak dan dimakan di rumah.

Meskipun termasuk kegiatan yang menghabiskan banyak uang, 'ngafe' cukup sulit dihindari, karena cafe adalah tempat yang paling pas buat ketemu dan ngobrol lama bersama sahabat-sahabat lama atau  yang baru. Nah, biar dapet nilai plusnya, bukannya cuma di foto dan diunggah di media sosial seperti kebiasaan anak masa kini, kegiatan "Chica's Cafe Challenge" ini akhirnya diadakan (oleh Chica sendiri).
Bukan menjiplak atau melanggar hak cipta juga, karena pastinya bahan cuma dikira-kira dan dikarang dan bukan untuk diperjual-belikan lagi.. :D


Yang menjadi target pertama adalah salah satu menu dari tempat makan yang cukup banyak dibicarakan di kota Malang tercinta, "Baegopa". Tempat makan nyaman di Jl. Mundu ini sekitar seminggu yang lalu sempat menjadi tempat pertemuan antara 4 orang sahabat yang cantik dan baik hati.
Menu Ayam Kukuruyuuk jadi pilihanku sore itu. Dan seporsi besar (200 g) ayam katsu yang di siram saus barbeque akhirnya diantar waiternya kedepanku. Ini penampakan jelasnya:


Setelah meneliti dengan seksama, *ehem* penulis mencium aroma saus BBQ merk kesayangannya, Del Monte, yang biasa digunakannya untuk membuat iga dan ayam bakar di rumah. Si ayam katsu juga terlihat dibalur panir yang digoreng secara deep frying hingga warnanya emas kemerahan, cantik!

Ayam Kukuruyuuk ini punya 3 komponen; ayam katsu, saus BBQ, dan pelengkap berupa sayur dan kentang goreng. Challenge accepted! yuk, dibikin di rumah...

(sebelumnya penulis mohon maaf karena tidak pernah menimbang atau menakar dan hanya menggunakan perasaan dan ilmu kira-kira saat memasak, jadi takarannya juga silahkan dikira-kira sendiri.. :p)

Resep Ayam Kukuruyuuk -ala Chica-...

Ayam Katsu

Bahan:
  • Dada ayam dari 1 ekor ayam/ sekitar 600 g, potong fillet
  • Telur, sekitar 4 butir
  • Tepung terigu secukupnya
  • Tepung Panir/ tepung roti secukupnya
  • Lada, garam, jeruk nipis, saus tiram secukupnya
Cara membuat:
  1. Pukul-pukul ayam fillet menggunakan ulekan agar empuk.
  2. Lumuri dengan lada, garam, dan jeruk nipis, tambahkan saus tiram bila suka.
  3. Setelah bumbu meresap, baluri ayam dengan tepung terigu, kemudian masukkan ke dalam kocokan telur, lalu gulingkan di tepung panir. Agar kulit tebal, masukkan kembali ayam ke kocokan telur dan lumuri kembali dengan tepung panir.
  4. Diamkan ayam dalam lemari es selama sekitar 30 menit agar tepung melekat dengan baik.
  5. Goreng dengan banyak minyak (deep frying) hingga warnanya keemasan, angkat, tiriskan.


Saus BBQ

Bahan:
  • Saus BBQ merk Del Monte (beli di supermarket/ indomart harga sekitar 15 ribu/ jar)
  • Bawang bombay 1 buah, potong kasar
  • lada hitam, bisa diganti putih
  • saus tiram
  • saus sambal
  • galam dan gula secukupnya
Cara membuat:
  1. Tumis bawang bombay dengan minyak hingga wangi.
  2. Masukkan saus BBQ sekitar 3 sdm, tambahkan air secukupnya.
  3. Bumbui dengan lada, saus tiram, garam, dan gula sesuai selera.
  4. Masak hingga mendidih dan kekentalannya pas.
Pelengkap

Karena lupa belanja kentang, untuk pelengkap aku pakai sayur buncis dan wortel yang di blanching saja. :D

Dan akhirnya....Ini jadinya...

Evaluasi: Rasa lumayan enak meskipun nggak mirip-mirip amat sama aslinya. Warna dan tekstur luar ayam kalah cantik, mungkin harus pilih-pilih lagi tepung panirnya. Dan memang nggak punya alat untuk deep frying yang bikin warnanya merata juga sih. 

Tapi, secara umum masakan ini gampang dibuatnya, cocok untuk disantap keluarga.. :)

Read More......

Rabu, 08 April 2015

Saat Harus Hidup 30 Hari Tanpa Smartphone

Di tahun 2015 ini, rasanya sulit bagi sebagian orang (termasuk aku) untuk dapat hidup nyaman dan tentram tanpa memegang smartphone. Tapi, apa daya, Sony Xperia M kesayangan tiba-tiba nggak mau booting dan melakukan pekerjaan seperti biasanya. Mungkin karena hari-hari itu agak dipenuhi emosi yang cukup melelahkan hati, jiwa, dan pikiran sehingga si hape juga kena imbasnya (halah :p ).

Reaksi pertama saat si hape nggak mau nyala, tentu bingung, termangu.... Semua nomer hape belum dibuat back upnya, belum lagi harus berpikir bagaimana caranya bisa menjalani hari tanpa aplikasi-aplikasi yang sehari-hari menemani seperti Whatsapp, BBM, dan lain-lain.

Usaha untuk servis juga dilakukan, tetapi ternyata sevice center Xperia nggak ada di kota Malang, dan harus dibawa ke Surabaya jika ingin diperbaiki secara resmi atau garansi. Sebuah tempat servisan di jalan Soekarno-Hatta juga angkat tangan, katanya harus 'kanibal' hape yang lain karena ada hardware yang rusak, dan barangnya tak dijual bebas.
Sedih!


Karena bukan termasuk pemegang dua nomer dan dua hape, pertama-tama yang dilakukan adalah cari penjeman hape cadangan ke tetangga (kamar), alhamdulillah hape cadangan mama bisa di tumpangi nomer Kartu As kesayangan, jadi paling nggak masih bisa terima sms dan telpon (nggak) penting. Kemudian, berapa usaha pun dilakukan si wanita tanpa smartphone ini untuk bertahan hidup tanpa kesayangannya itu.

Menjajah tablet mama...

Tapi dasar sudah kecanduan sama kecerdasan si ponsel pintar, hidup tanpanya cukup sulit dan hampa (:p). Dan wanita manis ini pun segera cari cara biar bisa tetap eksis di dunia perchattingan. Pertama-tama, diutek-uteklah tablet punya mama biar bisa jadi rumah buat 2 akun BBM, akun mama, dan akunku. Alhamdulillah proses penjajahan tablet mama cukup lancar dan mudah, dan yang dijajah pun tampaknya rela tabetnya dipake berdua. :D Akhirnya sejak itu bisa aktif dan eksis di per-BBM-an lagi. Memanfaatkan keadaan, Path pun juga diaktifkan kembali di tablet mama.

Manfaatkan Laptop..

Bagaimanapun, numpang memang nggak nyaman. Tablet mama nggak mungkin dibawa ke kamar dan dikuasai sendiri. Jadi wanita yang kecanduan ini pun teringat akan sebuah aplikasi yang bisa membantunya untuk menggunakan Android di laptopnya. Aplikasi penyelamat itu namanya BlueStack. Dulu sempat memanfaatkan aplikasi ini di waktu kerja di katering bayi dan balita untuk menerima pesanan tanpa harus ribet memegang gadget dan komputer bersamaan. Dan setelah BlueStack terpasang di laptop, Whatsapp, BBM, dan Instagram bisa digunakan dengan cukup leluasa (asal tida keluar rumah karena Wifi dependent). Jadi yang menjadi masalah adalah saat keluar rumah. Bahkan pernah suatu kali bawa laptop ke kos-kosan teman biar tetap bisa online di berbagai aplikasi, termasuk Instagram karena saat itu sudah @Imanpedia sudah mulai mendunia (maya). [Sudah follow @Imanpedia di Instagram belum? Follow yuk __ *iklan dikit]

Sebenarnya bukan "tanpa" smartphone..

Kalau disimpulkan, sebenarnya apa yang aku alami selama 30 hari bukannya hidup tanpa smartphone, ya? Tapi, lebih ke pencarian alternatif saat smartphone rusak atau tidak punya smartphone. Jadi, penulis berharap tulisan ini bisa bermanfaat bagi yang sedang membutuhkan alternatif juga.

Setelah sekitar 30 hari tak punya smartphone, sekarang sudah ada penggantinya yang baru. Dan ternyata kecanduan smartphone bisa sedikit berkurang karena kejadian ini. Semua memang ada hikmahnya, tinggal bagaimana kita sabar menghadapinya.. Alhamdulillah.

Read More......